Jumat, 06 Mei 2011
WAKTU : HARGAILAH SEBELUM DATANG PENYESALAN
19.22 | Diposting oleh
Abu Ghibran Al Ghifari
“ Demi masa (waktu). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (kebajikan) dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(QS. Al Ashr: 1-3).
Orang-orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang rugi dalam semua aspek, karena waktu adalah sesuatu yang terus berjalan. Ketika sudah lewat tidak mungkin dapat diulang kembali, menghadapi waktu secara sia-sia akan gampang terjadi despiritualisasi dan demoralisasi bagi jiwa yang bersangkutan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa barangsiapa yang hari ini lebih daripada hari kemarin, dialah yang beruntung. Kalau hari ini sama dengan hari kemarin maka dialah yang merugi, dan kalau hari ini lebih jelek dari hari kemarin (amal kebaikannya) maka dialah orang yang celaka.
Dalam ruang dan waktu yang ada, terdapat banyak tipe manusia dalam berhadapan dengan waktu. Agar jangan terjebak, ada baiknya kita mengenal dan mengingat kembali beberapa karakteristik waktu. Dr. Yusuf Qardhawi menyebutkan tiga karakteristik waktu, yaitu :
Pertama, Waktu itu cepat berlalu. Banyak manusia merasa telah menghabiskan waktu yang lama dalam hidup di dunia. Sehingga, merasa puas dengan kebaikan yang telah dilakukannya tanpa ada keinginan untuk menambahnya lagi, atau sering menunda pekerjaan karena menganggap masih punya waktu yang panjang, padahal dalam Islam Allah SWT telah berfirman : “ Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan sebentar saja diwaktu sore atau pagi hari” (QS. An-Naziat:46).
Kedua, Waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali dan diganti. Ketiga, Waktu adalah barang termahal dalam kehidupan seseorang mulai ia lahir sampai menjelang ajal merupakan waktu itu sendiri. Dengan demikian, setiap aktifitas kehidupan adalah merupakan harga dari sebuah penggunaan waktu. Hasan Al Bisri (seorang ulama besar) mengatakan : “Hai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah merupakan kumpulan dari hari ke hari, setiap kali hari berlalu akan berlalu pula bagian umurmu”. Shabat Ali Bin Abi Thalib ra berkata : waktu itu laksana pedang. Bila kamu tidak menggunakannya dengan baik, ia akan membunuhmu (dengan penyesalan dan kesedihan).
Dalam pandangan Islam tidak ada pemisahan antara masa lalu, masa kini dan yang akan datang, ketiga rentang waktu tersebut merupakan kontribusi dalam menjalani kehidupan. Masa lampau adalah cermin untuk melakukan aktifitas. Tidak ada alasan kadaluarsa dalam mengambil hikmah. Sejarah membuktikan bahwa banyak orang sukses belajar dari kegagalan masa lalu. Masa lalu adalah alat ber-muhasabah (introspeksi diri) di mana manusia dapat menanyakan pada dirinya, kenapa harus berbuat demikian; mengapa selalu menunda kebaikan; dan berbagai pertanyaan demi sebuah kemajuan untuk masa yang akan datang. Masa yang akan datang adalah rancangan bagi manusia untuk berencana. Meski semu, masa yang akan datang merupakan sesuatu yang berharga dan tidak boleh diabaikan. Buatlah cita-cita, harapan dan tujuan yang terbaik, agar kita punya semangat untuk menggapainya dengan beramal dan bekerja keras.
Berhadapan dengan masa kini, dalam sebuah hadits Rasululllah SAW bersabda : “ Apabila hari akhir sedang berlangsung, sedang di tangan seseorang dari kamu masih ada pohon yang akan di tanam, maka seandainya ia masih sempat untuk menanamnya hendaklah ia menanamnya”.
Dalam hadits tersebut tersirat sikap optimis manusia memandang hidup, sekaligus mengisyaratkan bahwa etos kerja manusia beriman yang luar biasa.
Diantara tiga rentang waktu itulah orang beriman berada. Ia bisa bekerja dengan evaluasi masa lalu dan menakar pekerjaannya sesuai dengan tujuan masa yang akan datang.
Waktu adalah sesuatu yang berharga dan tinggi nilainya. Waktu kalau boleh diibaratkan bagaikan piring putih, bersih dan sangat mahal harganya, apakah pantas piring tersebut kita isi dengan sampah atau sesuatu yang kotor ? Jawabanya tentu TIDAK, begitupun dengan waktu yang kita punya sekarang ini.
Pertanyaannya kini, Sudahkah kita menggunakan waktu dengan baik ?.
Entri Populer
-
ISTI'JAL Menurut bahasa, kata isti’jal, i’jal, dan ta’ajul memiliki satu arti, yaitu : menuntut sesuatu dikerjakan atau diselesaik...
-
Materi ini, ana dapatin di : http://www.mimbarpenyuluh.com/2011/07/rincian-tugas-pokok-penyuluh-agama.html. untuk lebih jelasnya coba baca ...
-
“ Demi masa (waktu). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (kebaj...
-
jam Kaligrafi Ramadhan Karim ukuran default: width: 200 Height: 200 silahkan ubah ukuran default nya sesuai dengan kebutuhan di web/blo...
-
Penulis pada suatu waktu diminta untuk memberikan materi pada acara yang diadakan oleh satu LSM, dan mereka meminta penulis untuk menyampai...
-
Persaudaraan Sejati, demikianlah isu sentral yang diangkat Jurnal Kantor Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah TTU dalam terbitan edisi...
-
Rukun Khutbah Jumat Rukun Khutbah Jum’at Rukun khutbah Jum’at dalam Madzab Syafi’i, 1. Memuji kepada Allah (Dengan membaca: “al-hamdulil...
-
Perubahan Zaman : Terjadinya perubahan zaman dapat pula mendorong seorang aktivis dakwah dan tokohnya berbuat isti'jaal. Saat ...
-
(perbedaan penetapan rukun khutbah dalam 4 Madzhab) Peranyaan dari Sudarmawan assalamu alaikum, kaif halk ustadz,smg tetap d...