Assalamu'alaikum Wr. Wb.

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.
Selamat datang di blog saya, silahkan baca dan download jika bermanfaat.

Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net
Selasa, 10 Mei 2011

postheadericon " Membangun Kebersamaan "


Persaudaraan Sejati, demikianlah isu sentral yang diangkat Jurnal Kantor Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah TTU dalam terbitan edisi perdananya. Persaudaraan sejati adalah persaudaraan yang tidak mengenal batas, persaudaraan yang bersumber dari kasih sayang yang tulus, jiwa yang bersih dan hati yang ihklas. Tuhan tidak membeda-bedakan bangsa, suku, warna kulit, kaya, miskin, jenis kelamin maupun agama. Yang Tuhan inginkan adalah bagaimana dengan perbedaan tersebut kita bersaudara dan saling melengkapi. Orang Kupang bilang :
KITONG SAMUA BASUDARA, Mengapa ?
Karena, kita punya pencipta yang sama yaitu Allah Tuhan  Yang Maha Esa,
Kita punya nenek moyang yang sama yaitu Adam dan Hawa,
Kita punya tempat tinggal yang sama yaitu dunia yang fana,
Kita punya tempat kembali yang sama yaitu alam   akhirat,
Kita punya tugas pokok yang sama di bumi Allah ini, yaitu beribadah kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa,
dan yang terakhir tapi tidak boleh dilupakan adalah :
Kita semua akan mati dan yang kita bawa hanya amal dan ibadah kita yang diperhitungkan di Yaumil Akhirat kelak.

Orang bijak mengatakan :
” Tiada Kedamaian tanpa kerukunan,
Tiada Kerukunan tanpa Toleransi,
   Tiada Toleransi tanpa Kasih sayang,
             Dan Kasih Sayang inilah salah satu sumber persaudaraan sejati”.

Pemahaman dan penafsiran teologi agama harus senantiasa mengedepankan semangat universal dari nilai-nilai ketuhanan, keagamaan dan kemanusiaan. Ini haruslah menjadi agenda sangat penting bagi setiap agama. Tuhan tidak memaksa hamba-Nya untuk beragama tertentu, sehingga tidak dibenarkan seseorang memaksakan kepercayaannya / agamanya kepada orang lain yang sudah beragama. ”TTU 2010 Umat Beragama Indah Rukun Mengharum” inilah cita-cita kita untuk saling menghargai dan menghormati inter dan antar umat beragama. Mari kita membangun kebersamaan dalam perbedaan. Kita tidak perlu membedakan hal-hal yang sama dan tidak menyamakan yang berbeda dalam keyakinan agama kita masing-masing.
 "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ”(QS. Al-Hujaraat:13). Semoga dengan kesadaran baru dalam memaknai hidup dan agama, kita mampu menjadikan diri kita menjadi orang yang humanis, toleran dan penuh kasih sayang terhadap sesama, sehingga persaudaraan sejati yang kita cita-citakan bukan hanya menjadi angan-angan saja tapi juga dapat terealisasi dalam kehidupan nyata kita sehari-hari. (sumber : Kanwil Kemenag Prop. NTT)
Jumat, 06 Mei 2011

postheadericon WAKTU : HARGAILAH SEBELUM DATANG PENYESALAN

“ Demi masa (waktu). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (kebajikan) dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(QS. Al Ashr: 1-3).
Orang-orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang rugi dalam semua aspek, karena waktu adalah sesuatu yang terus berjalan. Ketika sudah lewat tidak mungkin dapat diulang kembali, menghadapi waktu secara sia-sia akan gampang terjadi despiritualisasi dan demoralisasi bagi jiwa yang bersangkutan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa barangsiapa yang hari ini lebih daripada hari kemarin, dialah yang beruntung. Kalau hari ini sama dengan hari kemarin maka dialah yang merugi, dan kalau hari ini lebih jelek dari hari kemarin (amal kebaikannya) maka dialah orang yang celaka.
Dalam ruang dan waktu yang ada, terdapat banyak tipe manusia dalam berhadapan dengan waktu. Agar jangan terjebak, ada baiknya kita mengenal dan mengingat kembali beberapa karakteristik waktu. Dr. Yusuf Qardhawi menyebutkan tiga karakteristik waktu, yaitu :
Pertama, Waktu itu cepat berlalu. Banyak manusia merasa telah menghabiskan waktu yang lama dalam hidup di dunia. Sehingga, merasa puas dengan kebaikan yang telah dilakukannya tanpa ada keinginan untuk menambahnya lagi, atau sering menunda pekerjaan karena menganggap masih punya waktu yang panjang, padahal dalam Islam Allah SWT telah    berfirman : “ Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan sebentar saja diwaktu sore atau pagi hari” (QS. An-Naziat:46).
Kedua, Waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali dan diganti. Ketiga, Waktu adalah barang termahal dalam kehidupan seseorang mulai ia lahir sampai menjelang ajal merupakan waktu itu sendiri. Dengan demikian, setiap aktifitas kehidupan adalah merupakan harga dari sebuah penggunaan waktu. Hasan Al Bisri (seorang ulama besar) mengatakan : “Hai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah merupakan kumpulan dari hari ke hari, setiap kali hari berlalu akan berlalu pula bagian umurmu”. Shabat Ali Bin Abi Thalib ra berkata : waktu itu laksana pedang. Bila kamu tidak menggunakannya dengan baik, ia akan membunuhmu (dengan penyesalan dan kesedihan).
Dalam pandangan Islam tidak ada pemisahan antara masa lalu, masa kini dan yang akan datang, ketiga rentang waktu tersebut merupakan kontribusi dalam menjalani kehidupan. Masa lampau adalah cermin untuk melakukan aktifitas. Tidak ada alasan kadaluarsa dalam mengambil hikmah. Sejarah membuktikan bahwa banyak orang sukses belajar dari kegagalan masa lalu. Masa lalu adalah alat ber-muhasabah (introspeksi diri) di mana manusia dapat menanyakan pada dirinya, kenapa harus berbuat demikian; mengapa selalu menunda kebaikan; dan berbagai pertanyaan demi sebuah kemajuan untuk masa yang akan datang. Masa yang akan datang adalah rancangan bagi manusia untuk berencana. Meski semu, masa yang akan datang merupakan sesuatu yang berharga dan tidak boleh diabaikan. Buatlah cita-cita, harapan dan tujuan yang terbaik, agar kita punya semangat untuk menggapainya dengan beramal dan bekerja keras.
Berhadapan dengan masa kini, dalam sebuah hadits Rasululllah SAW bersabda :               “ Apabila hari akhir sedang berlangsung, sedang di tangan seseorang dari kamu masih ada pohon yang akan di tanam, maka seandainya ia masih sempat untuk menanamnya hendaklah ia menanamnya”.
Dalam hadits tersebut tersirat sikap optimis manusia memandang hidup, sekaligus mengisyaratkan bahwa etos kerja manusia beriman yang luar biasa.
Diantara tiga rentang waktu itulah orang beriman berada. Ia bisa bekerja dengan evaluasi masa lalu dan menakar pekerjaannya sesuai dengan tujuan masa yang akan datang.
Waktu adalah sesuatu yang berharga dan tinggi nilainya. Waktu kalau boleh diibaratkan bagaikan piring putih, bersih dan sangat mahal harganya, apakah pantas piring tersebut kita isi dengan sampah atau sesuatu yang kotor ? Jawabanya tentu TIDAK, begitupun dengan waktu yang kita punya sekarang ini.
Pertanyaannya kini, Sudahkah kita menggunakan waktu dengan baik ?.

Entri Populer

Jam Bismillah

UTAMA

About Me

Foto Saya
Abu Ghibran Al Ghifari
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut